PT. Graha Pelita Nusantara Indonesia (031) 3000 2222 cs@grahaoffice.com

Sebagai pekerja kantoran, stress akan pekerjaan tidak akan mungkin terhindarkan. Untuk mengatasinya, mungkin stoikisme dapat membantumu.

Belakangan ini stoikisme menjadi populer karena relevan dengan kehidupan di zaman sekarang yang sering kali mengundang kecemasan tiap waktu. Dan tidak sedikit orang yang telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa itu Stoikisme?

Stoikisme adalah filsafat yang pertama kali muncul pada awal abad ke-3 SM dan diciptakan oleh Zeno. Filsafat Stoikisme, atau seringkali filsafat Stoa itu sendiri, berasal dari kata Yunani stoikos, yang berarti “stoa teras atau serambi”.

Hal ini mengacu pada Stoa Poikile, yang menjadi tempat filsuf Zeno mengajarkan apa itu stoikisme. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika filosofi Stoikisme sering disebut sebagai filosofi teras.

Pengertian Filsafat Stoicism atau stoikisme adalah filsafat yang mengajarkan tentang kebahagiaan dalam hidup dan bagaimana kita menyikapi hal-hal di luar diri kita yang tidak dapat dikendalikan.

Ilmu stoikisme memiliki dua pilar utama, yaitu cardinal virtues (fondasi kebajikan) dan dichotomi of control (dualitas pengaturan hidup).

stoikisme

Pilar pertama dari cardinal virtues adalah kebajikan dasar seperti kebijaksanaan praktis, keberanian, keadilan, dan kesederhanaan.

Kebijaksanaan praktis itu sendiri adalah bagaimana kita dapat mengetahui apakah sesuatu itu baik untuk kita atau tidak. Pada saat yang sama, keberanian yang dimaksud pada filsafat stoikisme adalah cara kita memperjuangkan kesederhanaan. Kemudian dalam keadilan, bukan hanya keadilan bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.

Kebajikan yang terakhir dari stoikisme adalah kesederhanaan, yang berarti bahwa kita dapat memenuhi stkamur hidup yang tepat, tidak lebih, tidak kurang.

Pilar kedua dari dichotomy of control adalah mempraktikkan stoikisme untuk menciptakan kebahagiaan dalam hidup dengan mencari hal-hal yang dapat kita kendalikan, daripada terlalu memikirkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Baca juga: 7 Tips Skincare Routine Pekerja Kantor

Penerapan Stoikisme di Tempat Kerja

  • Jangan mempersulit diri sendiri

Marcus Aurelius

Cara menjadi stoic bukanlah dengan memperumit diri sendiri dengan menanggapi emosi atau rasa tidak suka.

Misalnya, kamu menolak ketika kamu diminta untuk membantu seseorang yang kamu tidak sukai tanpa terlebih dahulu mendengarkan permintaannya dengan jelas.

Akhirnya dia akan melakukan hal yang sama kepadamu dan bahkan menghancurkan kerja sama tim dan kemudian menimbulkan konflik di tempat kerja.

padahal, kamu bisa mendengarkannya terlebih dahulu lalu tanpa harus merasa kesal menerima atau menolaknya untuk menghindari konflik.

  • Terima keadaan sebagaimana mestinya

Perlu kamu ketahui, bahwa kamu tidak bisa mengontrol semua hal di dunia ini. Yang bisa kamu kontrol hanyalah reaksi dan pikiranmu terhadap apa  yang menimpamu.

Karena itu, hal-hal buruk atau kegagalan yang merupakan sesuatu yang pasti dalam hidup ini, tidak perlu kamu takuti keberadaannya.

Menerima kenyataan sebagaimana adanya dan bangkit dari keadaan tersebut adalah salah satu cara untuk menjadi stoic di tempat kerja.

Sebagai contoh, kamu pernah dimarahi bosmu karena melakukan kesalahan dalam pekerjaanmu, bukan?

Alih-alih menjadi kesal karena tidak terima dimarahi, kamu bisa menerima kemarahan tersebut dan merefleksikannya pada pekerjaanmu.

Dengan hal ini, tidak hanya mencegah diri dibutakan emosi, tapi juga menjaga pikiranmu tetap damai dan mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik lagi.

  • Buatlah jurnal sebelum tidur setiap hari

Salah satu cara yang membantumu menjadi stoic adalah dengan membuat jurnal di penghujung hari, atau setelah selesai kerja.

Dalam jurnal tersebut, tuliskan berbagai hal yang terjadi pada harimu dan mengevaluasi setiap hal yang bisa kamu perbaiki.

Selain itu, kamu pun bisa menuliskan rencana dan hal-hal yang akan dilakukan keesokan harinya. Lalu setiap pagi, cobalah untuk membaca rencananya lagi.

Dengan melakukan ini, kamu tidak hanya bisa melihat perkembangan diri, tapi juga jadi mengenal diri sendiri lebih baik.

Kamu akan terbantu dalam mengelola pola pikirmu, sehingga membantumu untuk menjadi lebih produktif ketika bekerja.

  • Visualisasikan kegagalan

Sebelum berangkat kerja, kamu bisa melakukan meditasi kegagalan, membayangkan hal terburuk yang bisa terjadi padamu hari itu.

Dalam dunia bisnis, menurut Harvard Business Review, hal ini umum disebut sebagai pre-mortem atau hipotesis kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.

Di dalam pre-mortem, kamu tidak menanyakan kesalahan apa yang mungkin terjadi, namun mempertanyakan apa saja yang salah dalam suatu hal. Namun, ini tidak berarti kamu terlalu banyak berpikir dan tidak berharap untuk bekerja setelah meditasi ini.

Sebaliknya, persiapkan diri kamu untuk berbagai peluang atau situasi buruk yang berada di luar kendali dirimu di tempat kerja. Jadi kamu tidak akan terlalu stres jika hal buruk seperti itu terjadi padamu.

Share This